Ciri-ciri HIV memang sangat penting untuk setiap orang ketahui sedini mungkin sebagai upaya langkah pencegahan dan penanganannya. HIV merupakan virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia. Gejalanya sulit untuk mengenaliknya jika masih pada tahap awal. Oleh karena itu perlu melakukan skrining bagi seseorang yang dicurigai terinfeksi virus ini. Berikut adalah ciri-ciri HIV yang perlu Anda ketahui.
Apa Itu HIV?
HIV (Human Immunodeficiency Virus) merupakan virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh dan berakibat pada melemahnya kemampuan tubuh melawan infeksi dan penyakit. Seseorang yang terkena HIV umumnya akan terserang penyakit dan sulit sembuh karena menurunnya kekebalan tubuh.
Sedangkan AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) merupakan kondisi HIV yang sudah pada tahap infeksi akhir. Tahap akhir inilah yang menyebabkan seseorang tidak mampu lagi melawan penyakitnya..
Penderita HIV bisa menjalani pengobatan tertentu untuk memperlambat perkembangan virus HIV. Virus HIV harus segera mendapatkan penanganan supaya ia tidak cepat berkembang menjadi kondisi AIDS.
Baca Juga: Penyebab HIV dan Pengobatannya
Ciri-ciri HIV
Kondisi seseorang yang terserang HIV ciri-cirinya berbeda pada setiap tahap. Biasanya ada 3 tahapan yang akan pasien lewati.
Tahap Pertama
Pada infeksi tahap pertama, tidak ada gejala yang muncul dalam kurun waktu bertahun-tahun. Penderita hanya akan mengalami flu ringan setelah beberapa minggu terinfeksi. Flu ini bertahan selama 1 – 2 minggu. Ciri-ciri HIV pada tahap pertama lainnya adalah nyeri sendiri, diare, pembengkakan kelenjar getah bening, nyeri otot, serta kelelahan.
Tahap Kedua
Tahapan ini, gejala masih belum terlihat. Namun, sebenarnya pada tahap ini virus mulai menyerang sistem kekebalan tubuh. Pada tahap ini juga, penderita HIV mulai bisa menularkan ke orang lain. Proses dalam tahap kedua biasanya berlangsung hingga 10 tahun lebih.
Tahap Ketiga
Kemudian, pada tahap ketiga daya tahan tubuh penderita mulai lemah sehingga mudah terserang penyakit. Gejala yang muncul pada tahap pertama, datang lagi pada tahap ketiga dengan intensitas yang lebih parah. Demam, nyeri, dan diare terjadi terus menerus sebagai ciri-ciri HIV tahap ketiga. Ciri lainnya adalah muncul jamur pada vagina, tenggorokan, dan mulut. Nafsu man juga menghilang sehingga berat badan akan turun drastis. Jika seseorang sudah mencapai tahap ketiga, perkembangan virus sudah sangat sulit mengendalikannya.
Bagaimana Cara Mendiagnosisnya?
Ada 2 tes yang harus seseorang lakukan untuk mengetahui apakah terinfeksi HIV atau tidak. Kedua tes tersebut antara lain:
Antibodi
Tujuannya untuk mendeteksi antibodi yang tubuh hasilkan dalam melawan infeksi HIV. Tes ini akurat, namun perlu waktu 3-12 minggu agar jumlah antibodi dalam tubuh cukup tinggi untuk terdeteksi saat melakukan pemeriksaan.
Antigen
Tujuan dari tes ini adalah untuk mendeteksi protein yang merupakan bagian dari virus HIV, yaitu p24. Melakukan tes antigen 2-6 minggu setelah ada kecurigaan seseorang telah terinfeksi HIV.
Jika skrining menunjukkan orang tersebut terinfeksi HIV (HIV positif), maka ia perlu menjalani tes selanjutnya. Tujuan tes lanjutan adalah untuk memastikan hasil skrining, membantu dokter mengetahui sudah sampai mana infeksi menyerang. Serta menentukan metode apa yang tepat sebagai pengobatan.
Caranya dengan mengambil sampel darah pasien, selanjutnya sampel tersebut diteliti di laboratorium. Tes yang dilakukan di laboratorium antara lain:
Hitung Sel CD4
CD4 merupakan salah satu bagian dari sel darah putih yang dihancurkan oleh HIV. Jumlah CD4 yang normal berada dalam rentang angka 500–1400 sel per millimeter kubik darah. Kondisi AIDS terjadi apabila hasil hitung sel CD4 di bawah 200 sel per milimeter kubik darah.
Pemeriksaan HIV RNA
Pemeriksaan HIV RNA bertujuan untuk menghitung RNA, bagian dari virus HIV yang fungsinya menggandakan diri. Jumlah RNA lebih dari 100.000 kopi per mililiter darah menunjukkan bahwa infeksi HIV baru saja terjadi.
Sedangkan apabila angka RNA mrnunjukkan jumlah yang berada di bawah 10.000 kopi per mililiter darah, berarti perkembangan virus tidak terlalu cepat, tetapi kerusakan pada sistem kekebalan tubuh tetap terjadi.
Tes Kekebalan
Tes kekebalan tubuh dilakukan untuk menentukan obat anti HIV jenis apa yang tepat bagi penderita. Hal ini dilakukan karena beberapa penderita HIV memiliki resistensi terhadap obat tertentu.
Ciri-ciri HIV memang sulit dikenali jika masih pada tahap awal. Namun, Anda perlu selalu waspada. Jika Anda melakukan tindakan yang termasuk faktor risiko HIV, segera lakukan skrining untuk melihat apakah Anda benar-benar terinfeksi.